TANAMAN OBAT PENCEGAH STUNTING
TANAMAN OBAT PENCEGAH STUNTING

Ditulis oleh Yunita Intan Ryandini

Gentingnya permasalahan stunting menjadi perhatian pemerintah khususnya di Jawa Timur. Bagaimana tidak? Angka  kematian  bayi  dan  balita  di Indonesia yang disebabkan oleh kurang gizi masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan data, tahun 2018 AKI mencapai 91,45 persen per 1.000 kelahiran, sementara untuk AKB sebesar 13,4 persen per 1.000 kelahiran. Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Stunting merupakan ancaman utama terhadap  kualitas  manusia  Indonesia,  juga ancaman  terhadap  kemampuan  daya  saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan  prestasi  di  sekolah,  produktivitas  dan kreativitas di usia-usia produktif (Fitra et al., 2017). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jatim berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), per 20 Juli 2019 prevalensi stunting balita di Jatim sebesar 36,81 persen. Adapun, tiga daerah tertinggi prevalensinya yakni di Kota Malang sebesar 51,7 persen, Kabupaten Probolinggo 50,2 persen, dan Kabupaten Pasuruan 47,6 persen. Sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, prevalensi stunting balita umur 0 sampai 59 bulan di Jatim mencapai 32,81 persen. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi stunting nasional yakni sebesar 30,8 persen. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih (Moeloek, 2019). Beberapa faktor penyebab stunting diantaranya kurangnya ilmu pengetahuan yang memadai terhadap ibu hamil, dimana masih banyak ibu hamil yang abai akan kebutuhan gizi janin sehingga kurang memperhatikan asupan makanan, faktor ekonomi dan keterbatasan juga menjadi penyebab utama stunting serta kurangnya kesesuaian porsi gizi terhadap balita. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting diantaranya pemberian makanan yang bergizi sesuai dengan porsi. Beberapa tanaman yang bisa dijadikan alternative untuk pencegahan stunting diantaranya 

1. Kelor

Kelor merupakan salah satu tanaman obat yang kaya akan vitamin dan mineral. Daun kelor mengandung 20,51% protein, 19,25% fiber, 2,63% lemak dan 43,78% karbohidrat. Analisis elemen menunjukkan kandungan Kalsium dan Besi yang cukup tinggi, berturut-turut sebesar 2007,67 dan 26,34%. Daun Kelor juga kaya akan senyawa alami antioksidan seperti beta karoten, Vitamin C, kalsium dan potassium (Sharma et al., 2012). 

2. Pegagan

Tanaman pegagan juga termasuk dalam salah satu tanaman obat kaya akan nutrisi. Bentuk daun pegagan yang mirip dengan otak manusia dikenal memiliki manfaat anti pikun. Dalam pegagan mengandung vitamin B1, vitamin B2, vitamin A, vitain E, garam mineral antara lain kalium, natrium, magnesium, kalsium, dan besi, fosfor, minyak atsiri, pektin, asam amino, vitamin B, dan zat pahit vellarine, fatty oils, glikosida, minyak atsiri (Jamil et al., 2007). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuningsih (20..) dalam tesisnya disimpulkan bahwa ekstrak etanol pegagan pada dosis 2,5 µg/mL dan 5 µg/mL terbukti mampu menambah panjang badan pada larva ikan zebra yang sebelumnya telah diinduksi oleh pestisida rotenone melalui ekspresi GLUT 1 dan osteocalsin.

3. Ciplukan

Dalam satu porsi buah ciplukan (setara 140 gram) mengandung 74 kalori, 15,7 gram karbohidrat, 6 gram serat, 2,7 gram protein, 1 gram lemak, 21% vitamin C harian, 14% kebutuhan tiamin harian, 5% riboflavin, 28% niasin, 7% vitamin A harian, 8% zat besi dan fosfor.

4. Murbei

Dalam buah murbei (setara 140 gram) mengandung 60 kalori, 9,8% karbohidrat, 1,7% serat, 1,4% protein dan 0,4% lemak. Murbei juga kaya akan vitamin C, Vitamin K, Vitamin E, Zat besi, kalium. Murbei juga memiliki kandungan antosianin, sianidin, asam klorogenat, myricetin dan antioksidan. Murbei dapat diolah menjadi jus, selai, the, kismis dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

[Online]. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan Pola Asuh dan Sanitasi 1. (https://www.kemkes.go.id/article/view/18040700001/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-1-.html) diakses tanggal 15 Januari 2021

Cory’ah, Fitra Arsy Nur (2017) Pengaruh Ekstrak Etanol Pegagan (Centella Asiatica) Terhadap Panjang Badan, Ekspresi Insulin Like Growth Factor-1 (Igf-1) Dan Insulin Reseptor Substrat (Irs) Pada Larva Zebrafish (Danio Rerio) Model Stunting Dengan Induksi Rotenon. Magister thesis, Universitas Brawijaya.