POHON KLENIK YANG KAYA GIZI
POHON KLENIK YANG KAYA GIZI

Ditulis oleh: Sabrina Aprilisa Martha, S.KM., M.Sc.

Mendengar kata daun kelor atau Moringa oleifera, apa yang ada di pikiran Anda? Mungkin bisa jadi salah satunya mampu mengusir mahluk gaib. Hal itu salah satu mitos dari daun kelor. Tak hanya itu, daun kelor juga disebutkan sebagai alat peluntur jimat.

Peneliti dari Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Kementerian Pertanian mengungkapkan tanaman kelor sudah tidak asing lagi di Indonesia. Mengingat manfaat dari tumbuhan ini diketahui sejak turun temurun, dan termasuk ada mitos tersebut.

Daun kelor memang sudah sering digunakan dalam ritual ataupun ramuan tradisional. Namun, secara ilmiah, daun kelor menyimpan banyak manfaat baik untuk kesehatan tubuh.

Daun kelor ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Sebagai komponen yang kerap digunakan dalam obat-obatan tradisional, manfaat daun kelor untuk kesehatan ternyata bukan mitos. 

Menurut laporan Medical News Today, daun kelor atau the drumstick tree mengandung senyawa yang bersifat antijamur, antivirus, antidepresan, serta anti-inflamasi. Tumbuhan yang berasal dari India ini sudah banyak ditemui di Afrika, Amerika Selatan, hingga Asia, termasuk Indonesia.

Sejak dahulu, daun kelor sering digunakan sebagai bahan ramuan tradisional yang digunakan sebagai obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Rasanya sudah bukan rahasia lagi daun kelor memiliki berbagai macam manfaat yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Sampai-sampai organisasi kesehatan dunia WHO menganjurkan bagi anak-anak dan bayi dalam masa pertumbuhan untuk mengkonsumsinya, karena manfaat dari kandungan daun kelor yang besar. WHO pun menobatkan tanaman ini sebagai miracle tree alias pohon keajaiban.

Menurut buku "Analisis Ekstrak Daun Kelor Pada Pengobatan Diabetes Mellitus" yang ditulis oleh Qurratu Aini, SSi, MPd, daun kelor memiliki rasa yang agak pahit, netral, dan tidak beracun. Hasil analisis menunjukkan bahwa daun kelor memiliki kandungan gizi yang sangat penting untuk mencegah berbagai macam penyakit. Tanaman ini mengandung semua unsur asam amino essensial yang sangat penting, yakni unsur argine, histidine, isoleucine, leusine, lysine, methionine, phenylalinine, threonine, tryptophan, dan valine. Selain itu, daun kelor juga mengandung protein, lemak, beta carotene (vitamin A), thiamin (vitamin B1), riboflavin (B2), niacin (B3), vitamin C, kalsium, karbohidrat, tembaga, serat, zat besi, magnesium, fosfor, kalsium, dan kalium, serta rendah kalori. Semua senyawa tersebut sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh. Kecuali vitamin C, semua kandungan gizi yang terdapat dalam daun kelor segar akan mengalami peningkatan (konsentrasinya) jika dikonsumsi setelah dikeringkan dan dihaluskan dalam bentuk serbuk. Dalam bubuk kelor terdapat 46 jenis antioksidan, 36 senyawa anti-inflamasi, 20 jenis asam amino.

Beberapa penelitian menyebutkan, daun yang satu ini bisa memberikan berbagai manfaat kesehatan, seperti: 

1. Memberikan nutrisi untuk tubuh 

Daun kelor adalah sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Salah satu manfaat daun kelor yang belum banyak diketahui adalah kemampuannya dalam membantu meningkatkan berat badan pada anak-anak dengan malnutrisi. Manfaat ini bisa didapat dengan mengonsumsi bubuk kelor selama dua bulan secara teratur.

Kandungan Nutrisi Daun Kelor

Di dalam sekitar 20 gram daun kelor, terkandung 14 kalori dan beragam nutrisi berikut ini:

• 2 gram protein

• 1,8–2 gram karbohidrat

• 0,8 miligram zat besi (11% dari rekomendasi konsumsi harian)

• 8,8 miligram magnesium (8% dari rekomendasi konsumsi harian)

• 70 miligram kalium

• 38–40 miligram kalsium

• 11 miligram vitamin C (12% dari rekomendasi konsumsi harian)

• 600 IU vitamin A (9% dari rekomendasi konsumsi harian)

• 8,5 mikrogram folat

Selain beragam nutrisi di atas, daun kelor juga mengandung vitamin B6, Riboflavin (vitamin B2), fosfor, selenium, zinc, dan tembaga. Daun kelor juga mengandung banyak antioksidan, seperti polifenol.

Daun kelor bahkan dapat dikonsumsi untuk perbaikan gizi. Daun kelor merupakan sumber makanan penting di beberapa belahan dunia. Karena bisa tumbuh dengan harga murah dan mudah, dan daunnya menyimpan banyak vitamin dan mineral saat dikeringkan. 

Daun kelor digunakan di India dan Afrika dalam program pemberian makan untuk melawan kekurangan gizi. Daun kelor sebagai sayuran tinggi vitamin dan mineral. Daun kelor memiliki klorofil yang di dalamnya terkandung antioksidan penangkal radikal bebas. Bahkan menurut penelitian, vitamin A pada daun kelor empat kali lebih tinggi daripada wortel dan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk. 

Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, nutrisionis dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, mengatakan bahwa daun kelor seperti sayuran pada umumnya yang kaya akan vitamin, mineral, serat dan fitokimia. Namun, kelebihan daun ini adalah vitamin dan mineralnya lebih tinggi daripada sayuran lain.

Daun kelor juga mengandung flavonoid dan fitosterol yang sering dibuat sebagai obat. Flavonoid dalam daun kelor dapat bermanfaat untuk mencegah diabetes sedangkan fitosterol di dalamnya bermanfaat untuk antikolesterol.

Tak hanya itu, daun kelor memiliki efek laktogogum, zat yang dapat meningkatkan dan melancarkan produksi ASI, seperti yang ada pada daun katuk. Daun kelor dapat dikonsumsi untuk mengobati anemia, nyeri sendi, asma, sembelit, diabetes, diare, epilepsi, sakit kepala, batu ginjal, gangguan tiroid, serta dan infeksi bakteri, jamur, virus, dan parasit. Selain itu, daun kelor dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan produksi ASI. Beberapa orang menggunakannya sebagai suplemen gizi atau tonik.

2. Kaya akan antioksidan 

Antioksidan berfungsi untuk melindungi tubuh dari radikal bebas. Kadar radikal bebas yang tinggi dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berhubungan dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Beberapa senyawa tanaman antioksidan telah ditemukan di daun kelor. Selain vitamin C dan beta-karoten, ini termasuk: 

• Quercetin: Antioksidan kuat ini dapat membantu menurunkan tekanan darah. 

• Asam Klorogenat: Senyawa ini membantu menurunkan kadar gula darah setelah makan. 

Ekstrak daun kelor juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Ia mampu meningkatkan umur simpan daging dengan mengurangi oksidasi.

3. Membantu menurunkan kadar gula darah 

Menurut Verywell Health, penelitian menunjukkan bahwa daun kelor dapat membantu mencegah diabetes dengan menyeimbangkan kadar gula darah dan mengurangi komplikasi terkait. Salah satu teori yang ditemukan lewat uji klinis kecil pada 2016 mengungkapkan bahwa daun kelor dapat membantu mencegah diabetes karena meningkatkan produksi insulin. 

Uji klinis kecil lain, yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2018, menemukan daun kelor dapat mengurangi lonjakan gula darah pasca-makan pada penderita diabetes. Selain itu, sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes, misalnya, menemukan bahwa ekstrak buah kelor juga dapat membantu melawan diabetes. Para peneliti mencoba memberikan ekstraknya pada subjek tikus dan menemukan buah kelor dapat secara signifikan mengurangi perkembangan diabetes dan komplikasi terkait. 

4. Mengurangi peradangan 

Peradangan adalah respon alami tubuh terhadap infeksi atau cedera. Meskipun peradangan adalah sebuah mekanisme perlundungan, tetapi kondisi ini juga bisa menimbulkan masalah jika terus berlanjut dalam waktu lama. Peradangan berkelanjutan terkait dengan banyak masalah kesehatan kronis, termasuk penyakit jantung dan kanker. 

Menurut Healthline, sejumlah ilmuwan lewat beberapa penelitian percaya bahwa isothiocyanate adalah senyawa anti-peradangan utama yang terkandung dalam daun, polong, dan biji kelor. 

5. Menurunkan kolesterol 

Ekstrak daun kelor dapat membantu menurunkan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung. Biji kelor secara tradisional telah digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung. Efektivitas tersebut didukung oleh sejumlah penelitian terkini. 

Sebuah studi tahun 2017 terhadap subjek tikus, misalnya, menemukan bahwa biji kelor menawarkan perlindunggan terhadap jantung dan dapat mengobati tekanan darah tinggi. Studi lainnya, yang juga dilakukan terhadap subjek tikus dan diterbitkan pada 2019 menemukan bahwa biji kelor dapat mencegah gangguan jantung dan pembuluh darah terkait usia. Meski masih terbatas di penelitian pada hewan, penelitian menunjukkan efek perlindungan vaskular dari tanaman kelor mungkin termasuk mengurangi peradangan yang terkait dengan stres oksidatif dan relaksasi arteri untuk memperlancar aliran darah.

6. Menjaga tekanan darah

Kalium dalam daun kelor dapat menjaga tekanan darah dalam kondisi normal sedangkan potasium berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Daun dari dari suku moringaceae ini juga mengandung zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan darah untuk mencegah anemia.

7. Melindungi dari keracunan arsenik 

Kontaminasi arsenik pada makanan dan air terjadi di banyak bagian dunia. Jenis beras tertentu, misalnya, mungkin mengandung kadar arsenik yang sangat tinggi. Paparan arsenik tingkat tinggi dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan seiring waktu, seperti kanker dan penyakit jantung. Menariknya, beberapa penelitian pada tikus menunjukkan bahwa daun dan biji kelor dapat melindungi tubuh dari beberapa efek toksisitas arsenik. 

8. Menyehatkan mata 

Kelor mengandung khasiat untuk meningkatkan penglihatan berkat tingkat antioksidannya yang tinggi. Kelor dapat menghentikan pelebaran pembuluh retinal, mencegah penebalan membran kapiler, dan menghambat disfungsi retina.

Menurut dokter dan herbalis dari Tangerang Selatan, dr Prapti Utami dalam buku "Daun Kelor: Antidiabetes, Sahabat Mata, Pelindung Ginjal" yang ditulis oleh Redaksi Trubus (2019), daun kelor kering mengandung vitamin A 10 kali lebih banyak dari wortel, sementara kelor segar empat kali wortel. 

Selain itu, kelor juga mengandung mineral dan nutrrisi lain, serta antioksidan tinggi yang dapat membantu perbaikan sel, sehingga dapat mendukung pemulihan fungsi mata. Kelor saja memang tidak bisa memberi khasiat langsung pada mata, melainkan bisa menjadi pelengkap nutrisi. Khasiat daun kelor dapat diperoleh lewat berbagai bentuk olahan. Namun konsumsi kelor berlebih malah akan meningkatkan asam lambung. Cukup konsumsi satu kantong teh celup atau setara 6 gram serbuk daun kering kelor, per harinya. Jika berbentuk daun segar, disarankan hanya mengonsumsi sekitar 30 gram.

9. Berpotensi mengatasi infeksi bakteri 

Ekstrak daun kelor, juga dapat membantu meredakan infeksi yang terjadi akibat bakteri. Pasalnya, tanaman ini mengandung bahan yang bersifat antimikrobial, sehingga mampu memusnahkan bakteri, terutama bakteri berjenis gram positif. 

10. Baik untuk wanita menopause 

Daun kelor yang dikonsumsi dalam bentuk bubuk dapat membantu meningkatkan kadar antioksidan pada wanita yang telah mengalami menopause. Pada usia menopause, kadar antioksidan di tubuh akan menurun akibat berkurangnya produksi hormon estrogen. 

11. Menutrisi Kulit Rambut

Minyak biji kelor bermanfaat untuk melindungi rambut dari radikal bebas serta menjaganya tetap bersih dan sehat. Kelor juga mengandung protein, yang artinya bermanfaat dalam melindungi sel kulit dari kerusakan. Ini juga mengandung elemen pelembab dan detoksifikasi, yang juga meningkatkan kulit dan rambut.

12. Cegah Kanker

Ekstrak kelor mengandung khasiat yang dapat membantu mencegah perkembangan kanker. Ini juga mengandung niazimicin, yang merupakan senyawa yang menekan perkembangan sel kanker.

13. Obati Keluhan Pada Perut

Bagi Anda yang miliki masalah pencernaan, khasiat daun kelor satu ini tak bisa disepelekan. Ekstrak kelor dapat membantu mengobati beberapa gangguan lambung, seperti sembelit, gastritis, dan kolitis ulserativa. Sifat antibiotik dan antibakteri dari kelor dapat membantu menghambat pertumbuhan berbagai patogen, dan kandungan vitamin B-nya yang tinggi membantu pencernaan.

14. Buat Tulang Lebih Sehat

Kelor juga mengandung kalsium dan fosfor, yang membantu menjaga tulang tetap sehat dan kuat. Bersamaan dengan sifat anti-inflamasi, ekstrak kelor dapat membantu mengobati kondisi seperti radang sendi dan juga dapat menyembuhkan tulang yang rusak.

15. Lindungi Sistem Kardiovaskular

Kandungan antioksidan yang ada di dalamnya akan dapat melindugi sistem kardiovaskular manusia. Antioksidan yang ditemukan dalam ekstrak kelor dapat membantu mencegah kerusakan jantung dan juga telah terbukti menjaga kesehatan jantung.

16. Turunkan stres

Mengonsumsi daun kelor mampu membantu menurunkan kadar stres yang diderita seseorang. Dаlаm Jоurnаl оf Рhаrmаcоlоgy аnd Рhаrmаcоdynаmics menyatakan daun kelor mеruраkаn sаtu di antara аdарtоgеn аlаmi. Аrtinyа, tаnаmаn ini mеmiliki kеmаmрuаn dаlаm mеlindungi tubuh dаri еfеk tоksik yаng diрicu оlеh strеs.

17. Mengobati rematik

Daun kelor bisa menjadi obat herbal untuk mengobati rematik. Dalam pengobatan rematik daun kelor mampi mengurangi rasa sakit pada sendi dan mengurangi penumpukan asam urat pada sendi. Hal tersebut sangat penting dalam mengatasi masalah rematik atau asam urat. Manfaat ini bisa digunakan untuk rematik, pegal linu, dan nyeri.

18. Memelihara kecantikan kulit wajah

Daun kelor bisa dimanfaatkan sebagai produk kecantikan alami. Caranya, pertama buatlah pasta daun kelor lalu haluskan dengan ditambahkan sedikit air hingga berbentuk pasta. Kemudian jadikan ramuan tersebut sebagai masker. Pasta daun kelor tersebut bisa disimpan selama tiga hari di dalam lemari es. Daun kelor juga bisa dioleskan langsung ke kulit sebagai pembunuh kuman atau digunakan secara topikal untuk mengobati infeksi, kaki atlet, ketombe, penyakit gusi (radang gusi), gigitan ular, kutil, dan luka.

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2021. 6 Science-Based Health Benefits of Moringa oleifera. Medical News Today. Diakses pada 2021. What Makes Moringa Good for You?

Syarifah Aminah et. al.: Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (M oringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan Volume 5 Nomor 2, 2015

Putri S. Rahmawati dan Annis C. Adi., Daya Terima dan Zat Gizi Permen Jeli DENGAN PENAMBAHAN BUBUK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) Media Gizi Indonesia, Vol. 11, No. 1 Januari–Juni 2016: hlm. 86–93

Fahey, J.W. 2005. Moringa oleifera: A review of the Medical Evidance for Its Nutritional, Therapeutic and Prophylactic Properties. Trees for Life Journal 2005, 1-5.

Gopalakrishnan, L., Doriya, K. and Kumar, D.S. 2016. Moringa oleifera: A review on nutritive importance and its medicinal application. Journal Food Science and Human Wellness 5 (2016) 49-56.