MENGENAL TERAPI AKUPUNKTUR MEDIK
MENGENAL TERAPI AKUPUNKTUR MEDIK

Ditulis oleh : dr. Ratna Yulianti, MM

Masyarakat mengenal akupunktur sebagai terapi alternatif dalam pelayanan kesehatan tradisional dan modern, dimana efek terapi yang ditimbulkan dari tindakan akupunktur efektif untuk menanggulangi penyakit dan memelihara kesehatan tubuh. Akupunktur adalah teknik penyisipan dan manipulasi jarum halus pada titik-titik tertentu tubuh untuk mencapai tujuan terapeutik. Akupunktur telah dipraktekkan secara luas di China selama lebih dari 4000 tahun dan merupakan bagian integral dari pengobatan tradisional Tiongkok. Akupunktur yang dipraktekkan oleh praktisi kesehatan tradisional dengan konsep Traditional Chinese Medicine (TCM), disebut Akupunktur Klasik, menyatakan bahwa akupunktur didasarkan pada gagasan bahwa makhluk hidup memiliki energi batin, yang dikenal sebagai Qi (pelafalan Chee), dan itu (Qi) adalah aliran energi batin yang menopang mereka. Menurut filosofi medis tradisional Cina, keseimbangan Qi sangat penting untuk kesehatan yang optimal; rasa sakit dan penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan atau gangguan dalam aliran Qi. Secara konseptual, akupunktur diyakini dapat merangsang meridian tubuh atau saluran pembawa energi, dalam upaya untuk memperbaiki ketidakseimbangan dan memulihkan kesehatan. 

Seiring berjalannya waktu, akupunktur telah dipraktekkan oleh ribuan sejawat medis dan tenaga kesehatan lainnya. Semakin banyak penelitian tentang efek terapi akupunktur ditinjau dari ilmu kedokteran, ternyata bermanfaat untuk menanggulangi nyeri dan penyakit lainnya. Akupunktur medik berkembang dari akupunktur klasik mengalami kemajuan pesat sejak revolusi ilmu pengetahuan, terutama penemuan mengenai neurotransmiter dan neuroplastisitas, yang membawa pengertian baru tentang mekanisme kerja akupunktur medik. Istilah Western medical acupuncture digunakan untuk membedakannya dengan Akupunktur Tradisional sebagai bagian dari TCM. Akupunktur medik mengubah dasar berfikir falsafah alamiah menjadi cara berfikir biomedik. 

Ada perbedaan mendasar antara akupunktur berbasis TCM dengan akupunktur medik. Pertama, tidak menggunakan konsep tradisional Tiongkok seperti yinyang, 5 unsur dan sirkulasi qi, dan WMA adalah bagian ilmu kedokteran, bukan merupakan alternatif terhadap ilmu kedokteran. Kedua, akupunktur berbasis TCM menggunakan konsep meridian dan titik akupunktur, sedangkan akupunktur medik menggunakan titik akupunktur dan masih belum menerima sistim meridian sampai terbukti secara ilmiah. Perbedaan ketiga, adalah dasar menegakkan diagnosa. Tatalaksana diagnosis TCM dilakukan dengan wawancara dan 4 cara pemeriksaan yaitu pemeriksaan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan. Diagnosis ditetapkan secara emik berdasarkan identifikasi sindrom dan tidak memerlukan alat-alat kedokteran maupun pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis. Sedangkan akupunktur medik penegakan diagnosis dilakukan menurut International Classification of Diseases (ICD). Tata laksana pasien dilakukan sesuai Panduan Praktek Klinik (PPK), Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK), Algoritma dan Clinical Pathway. 

TITIK AKUPUNTUR 

Titik akupunktur adalah area yang terletak di kedalaman 1-2 milimeter pada dermis yang kaya akan ujung syaraf dan pembuluh darah. Titik akupuntur sebagai zone of autonomic concentration yang mempunyai hubungan dengan susunan syaraf pusat dan organ viscera. Dalam kedokteran modern salah satu hasil penelitian Ilmu Biomedik modern menunjukkan bahwa pada titik acupuncture mengandung banyak ujung ujung saraf, sel mast, saluran limfatik dan kapiler, serta mempunyai tahanan listrik yang lebih rendah daripada jaringan sekitarnya yang nantinya akan mengeluarkan neurotransmitter tertentu yang bermanfaat dalam proses penyembuhan penyakit. Selain itu, acupuncture yang dikenal sebagai teknik terapi yang melibatkan insersi dan manipulasi jarum dalam tubuh berdasar studi neurosains terkait efek acupuncture untuk merangsang saraf melalui aktivasi mekanisme lokal, segmental, dan sentral yang akan merangsang struktur otak tertentu (Hugo, 2013).

Secara empiris diketahui 360 buah titik akupunktur umum, yang merupakan titik akupunktur pada 14 meridian utama, Namun akupunktur medik memanfaatkan titik akupunktur yang telah diketahui memiliki bukti klinis dan mengikuti pembagian daerah tubuh, tidak mengikuti perjalanan meridian, tetapi mengikuti perjalanan syaraf perifer. Ada 162 titik yang masuk dalam standar utama pemilihan titik akupunktur medik dan terbagi dalam kelompok sesuai anatomi tubuh, yaitu kelompok wajah leher dan kuduk, kelompok dorsal tubuh ( punggung ), kelompok ventral tubuh (dada dan perut), kelompok pundak dan ekstremitas superior ( lengan atas ) dan kelompok ektremitas inferior ( tungkai bawah ). Titik akupunktur inilah yang akan dilakukan rangsangan sehingga menimbulkan efek terapi yang diinginkan. .

APLIKASI KLINIS AKUPUNKTUR MEDIK 

Akupunktur medik memiliki kekhususan dan keunggulan dalam terapi. Keunggulannya adalah bernilai ekonomis, mampu meningkatkan kualitas hidup, aman tanpa gangguan toksisitas dan sederhana mudah dilakukan. Sedangkan kekhususan antara lain karena menggunakan titik akupunktur, perlengkapan yang dilakukan sederhana, terapinya biisa untuk mengatasi gangguan fungsional disertai nyeri dan gangguan sensorik dan motorik. Khasiat pencegahan dan terapi akupunktur bersandar pada meningkatkan dan merangsang daya otoregulasi tubuh dan daya pemulihan kesehatan tubuh. Lewat rangsangan fisik pada titik akupunktur. Kekhususan inilah yang membuat khasiat akupunktur terbatas (Hugo, 2013). Dari hasil penelitian berbasis Evidence Based Medicine terhadap manfaat akupunktur, didapatkan 16 kelompok penyakit dan 461 jenis penyakit yang bisa diterapi dengan akupunktur medik ( Hugo, 2013 ). Secara garis besar berikut beberapa penyakit yang bisa diobati dengan pengobatan acupuncture, diantaranya : 

• Penyakit anak : Asma atau sesak napas, gangguan perkembangan bicara, kurang nafsu makan, hiperaktif, autisme, dll.

• Penyakit saraf : Kelumpuhan saraf tangan, kaki, bell’s palsy, sakit pinggang, nyeri kepala (migrain dan vertigo), dll.

• Penyakit dalam : Hipertensi, kolesterol, diabetes, hipertiroid, sakit maag, dll.

• Penyakit kebidanan : Merangsang ASI, melancarkan haid, impotensi, infertilitas, dll.

• Penyakit THT : Radang daerah hidung, sinusitis, tinnitus (telinga berdenging), dll.

• Penyakit psikiatri : Insomnia, meningkatkan IQ, cemas, depresi, dll.

• Penyakit mata : Glukoma, mata minus, rabun senja, dll.

• Penyakit bedah : Haemorrhoid, varices, pembesaran vena, dll.

• Penyakit kulit dan estetika : Obesitas, acne, urtikaria, dermatitis (eksema), psoriasis, menghilangkan kerut, flek hitam, kebotakan, mengencangkan wajah dll.

Jika tidak memiliki kontraindikasi, setelah ditegakkan suatu diagnsosis, tindakan selanjutnya adalah menyusun rencana terapi agar diperoleh hasil terapi seoptimal mungkin. Rencana terapi mencakup titik titik akupunktur, rangsang fisik, sesi dan seri terapi serta nasehat dan anjuran agar menghasilkan efektivitas terapi seoptimal mungkin. 

JENIS RANGSANG AKUPUNKTUR 

Efek rangsang akupunktur untuk mendapatkan hasil optimal sangat tergantung pada kondisi tubuh, lingkungan pasien, titik akupunktur yang dirangsang, alat yang digunakan serta cara rangsang itu diberikan. Ada beberapa jenis rangsang akupunktur, diantaranya : rangsang mekanik dengan jarum, rangsang termis dengan menggunakan moksa dan lampu TDP, rangsang elektrik dengan menggunakan alat stimulator, dan rangsang sinar laser

Jenis rangsang utama yang diberikan adalah rangsang penjaruman. Akupunktur terdiri dari kata acus ( jarum ) dan puncture ( tusuk ), maka teknik ini menggunakan jarum sebagai alat rangsangnya. Sensasi jarum menjadi syarat utama untuk setiap penjaruman agar mencapai hasil optimal. Setelah jarum melewati kulit. Jarum ditusukkan lebih dalam sampai diperoleh suatu sensasi jarum, yang disebut Deqi. Deqi adalah istilah klasik, yang berarti memperoleh qi, yaitu rasa berat yang terasa oleh dokter dan terasa libu, tebal, kebas atau seperti terkena aliran listrik yang dirasakan pasien. 

Sedangkan rangsang termis adalah rangsang titik akupunktur dengan panas yang ditimbulkan dari pembakaran moksa dan bisa juga dari perangkat elektronik lampu Tencing Diancibo Pu (TDP). Rangsang termis memiliki keunggulan dapat meningkatkan kegiatan sistim enzim tubuh, memperbaiki dan melancarkan mikrosirkulasi, merangsang dan menambah pembentukan antibodi dan meningkatkan daya imun, meningkatkan pelepasan mediator efek akupunktur termasuk endorfin yang menghasilkan efek menghilangkan peradangan, meredakan nyeri, menghilangkan gatal, menurunkan kadar lemak, melancarkan sirkulasi, menghilangkan bendungan, meningkatkan pertumbuhan jaringan kulit, mempercepat penyembuhan luka. 

Moksa woal adalah daun Artemesia vulgaris atau Artemesia argyi yang diracik, tanpa atau dengan campuran simplisia lainnya. Sedangkan peralatan elektronik Lampu TDP adalah lampu dengan prinsip kerja gelombang elektromagnetik yang menimbulkan efek biologik. Lampu ini memiliki ac 220 Volt, 50 Hc, yang disertai pengatur waktu ( timer ) 30, 60, 90 menit. Panas yang dihasilkan oleh lempengan permukaan lampu ini mencapai 3500 C. Tingginya panas bisa diatur dengan pengatur suhu listrik pada perangkat alat ini. 

Berikutnya adalah rangsang elektrik yang dikenal dengan Elektro Akupunktur, Elektro akupunktur adalah jenis terapi yang menggunakan tambahan rangsang listrik dengan kekuatan arus menyerupai bioelektrik pada rangsang penjaruman denagn cara menghubungkan tangkai jarum yang tertanam ( yang terlah mendapatkan sensasi ) dengan suatu sumber listrik ( elektro stimulator ).  

Bila metode rangsang mekanik dengan menggunakan jarum, maka metode laser ini disebut disebut dengan laserpunktur ( akupunktur laser ). Metode ini memungkinkan orang merasakan manfaat akupunktur tanpa perlu menggunakan jarum namun dengan menggunakan teknologi laser. Keunggulannya bisa digunakan untuk apsien anak anak atau pasien yang peka terhadap jarum atau takut tusukan jarum, daerah titik akupunktur yang sulit dijangkau atau daerah yang infeksi. Meski dengan teknologi canggih, tetap ada perkecualian untuk pasien dengan kondisi kesehatan khusus dan sebaiknya dirujuk ke layanan spesialistik akupuntur. 

Berbagai jenis modalitas yang digunakan semua tergantung kondisi pasien, tentunya semua berdasar tata laksana pasien dilakukan sesuai Panduan Praktek Klinik (PPK), Jika tidak memiliki kontraindikasi, setelah ditegakkan suatu diagnsosis, tindakan selanjutnya adalah menyusun rencana terapi agar diperoleh hasil terapi seoptimal mungkin. Rencana terapi mencakup titik titik akupunktur, rangsang fisik, sesi dan seri terapi serta nasehat dan anjuran agar menghasilkan efektivitas terapi seoptimal mungkin. Akupunktur medik dilakukan oleh tenaga medis, yaitu dokter spesialis akupunktur medik dan dokter umum yang telah kursus akupunktur medik tersebar di rumah sakit, fasyankes primer yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional terintegrasi serta praktek mandiri. Semoga bermanfaat. 

Referensi :

1. San, Tse Ching dkk. 2000. Ilmu Akupuntur. Jakarta: KSMF Akupuntur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo

2. Kiswojo, Hugo. 2013. Akupuntur Medik. Jakarta: Penerbit Akupuntur Indonesia (PAI)